Selasa, 27 Juli 2010

Another Insomniac

It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
Said I wouldn't call but I lost all control and I need you now
And I don't know how I can do without
I just need you now
(Lady Antebellum - Need You Now)


July, 27th 2010
2:05 am

I just need you now, may I?

Minggu, 25 Juli 2010

NASI

Saya barusan makan lotek nasi. Loteknya beli di warungnya Bu Warni, belakang kampus UNS. Trus nasinya pake nasi yang dimasakin ibu di rumah. Waktu makan, perpaduan rasa antara lotek dan nasi kok agak aneh ya? Mungkin begini, saya terbiasa makan lotek nasi di warungnya Bu Warni dan nasinya itu nggak seempuk nasi yang di rumah. Makanya gara-gara terbiasa itu jadi rasanya agak aneh waktu dipakein nasi yang di rumah. Haha ada-ada aja nih beda-bedain nasi.

Lho, tapi memang iya. Dulunya saya malah parah banget. Kalau makan, nasinya bukan dari beras mentik, saya suka ngerasa, "Nasinya pake beras apa sih, keras banget!"
Itu jaman SD, jamannya lagi manja-manjanya dan belagu pol, haha. Waktu itu saya jarang jajan nasi di luar. Kalau sekolah suka dibawain bekal nasi, uang saku dipepetin. Masih inget banget jaman SD itu dikasih duitnya 1.000 perak tiap pagi, buat naik bis pulang 300 sendiri. Sekarang seribuan dapet apaan? Buat parkir doang ya *sigh*

Kembali ke jajan NASI. Nah, jaman SMP kan suka ada tambahan pelajaran tuh. Mulai dari situ saya dikasih jatah uang makan siang. Masa iya masih dibekalin nasi dari rumah? Padahal bisa ngirit banget loh kalau begitu, hehe.
Saya suka jajan di warung-warung di sekitar sekolah. Nasinya? Tentunya macem-macem. Ada yang empuk, ada juga yang nggak seenak nasi di rumah. Tapi saya mulai masa bodoh. Makan ya makan aja, laper gini pake mikirin ini dari beras jenis apa. Haha.

Sekarang saya sudah gede *yang bilang masih kecil juga siapa*, dan saya juga udah nggak suka beda-bedain nasi. Kayak kasus lotek nasi di atas, saya malah lebih seneng tuh makan lotek pake nasinya Bu Warni yang saya bilang nggak seempuk nasi di rumah. Ada lagi, si ibu juga suka protes kalau saya makan nasi kucing di HIK. Si ibu bilang, "Itu nasinya bukan beras mentik, bandengnya juga bukan bandeng presto. Tapi kalau ibu masakin di rumah kok nggak pernah disenggol?" Haha. Peace, mommy :D


Masih teringat waktu kecil kalau saya ngeluh soal nasi yang keras itu, si ibu selalu bilang, "Disyukuri adanya ini. Masih banyak orang di luar sana yang bahkan nasi dari beras paling murah pun mereka enggak bisa makan."

Si ibu benar
:'(


By : si ida

Sabtu, 24 Juli 2010

NYATA

Subuh, Juli 2o1o hari ke 25

2 hari ini terbangun gara-gara mimpi aneh, tp berasa nyata banget. Apa ini pertanda saya lagi stres sama kehidupan sampai-sampai terbawa mimpi??

Saya lagi jauhan sama seorang temen, dan kemarin saya mimpi lagi bareng dia. Settingnya di depan Smansa, trus ketemu guru-gurunya lagi. Emang ceritanya agak absurd. Tapi saya masih inget banget. Si temen ini.. errr ..why did I dream about her? Padahal saya lagi males banget sama dia. Ya, kita emang lagi ada masalah, dan ini rumit.

Next.

Nah, yang barusan nih, mimpi tentang hidup saya ke depan. Diceritakan bahwa *kayak prolog OVJ* saya menemui seorang dosen buat minta beliau jadi pembimbing skripsi saya. Dan beliau pun OK. Siapakah gerangan? Nggak tanggung-tanggung! Prof. Hartono sang mentor keuangan itu. Actually, saya pengin banget itu dosen jadi pembimbing saya buat nyusun skripsi nanti. Tapi yang terjadi, sampai sekarang saya belum menemuinya buat ngelobi. Saya dilanda banyak kecemasan buat menemui dosen ini. Gimana kalau waktu saya menemui beliau, eh ternyata kuota mahasiswa yang dibimbingnya udah penuh? Trus gimana kalau proposal saya susah dapet acc beliau, secara nilai seminar keuangan saya semester kemarin cuma B? Saya nggak ngerti ini nilai berasal dari proposal saya yang jelek alias banyak luputnya atau gara-gara saya kurang interest sama mata kuliah bapaknya ini alias kurang aktif di kelas *jujur, saya sering bahkan blasss nggak ngerti sama materi pelajarannya*? Next fear, kadang-kadang saya mikir, wah kayaknya beban banget kalau dibimbing ini profesor. Takut kalau kelihatan banget banyak salah sampai yang detail-detail. Ini nih yang bikin saya suka nunda-nunda buat nemui beliau. Padahal lebih baik saya mikir, kalau dibimbing pak profesor tentunya bisa lebih dibantu dan kitanya lebih ngerti kan.


2 mimpi ini, walaupun cuma bunga tidur, kayaknya nuntut saya agar segera menyelesaikan ini semua.

Buat memperbaiki hubungan sama si temen, yang sebenarnya dia ini salah satu sahabat terbaik saya :( tapi saya males kalau harus kontak dia duluan, la dia juga enggak kontak-kontak saya *hha gimana mau maju kalau gini terus*.

Buat segera menemui pak profesor. Singkirkan segala kecemasan. Kalau enggak segera nemui, halo apa kabar nasib saya? Keburu penuh, trus dapat dosen pembimbing nggak enak. Menn, jangan sampai terjadi ah!



SKRIPSI. Ini nih yang nggak saya demen. Kayaknya baru kemarin saya diospek eh tau-tau udah skripsi aja :( 3 tahun kok ya cepet banget.
Ya udah deh, pokoknya harus tetep bersemangka *nggak terlalu ngerti sama kosakata plesetan ini, tapi kemarin-kemarin baru ngetrend*
(-_-)


*Minggu pagi, saya janjian sama temen-temen ke Slamet Riyadi Car Free Day. Ayo ikut!

Jumat, 23 Juli 2010

monotonisme liburan

makan, tidur, baca-baca, makan lg, glundung-glundung, nonton tv, tidur lg, internetan, makan, tidur ...


ini hidup saya : MONOTON !


Juli 2010, di tengah liburan yang membosankan

Kamis, 22 Juli 2010

About YOU

... when I say I don't care about you, actually I don't want people know that I'm thinking hard and hard of you ...

THE NIGHT AT KOYOR

I wanna thank to Bob and Sams for tonight. Well, kalian tau saya ini demen ngobrol (dan gosip) makanya kalian manggil saya buat ngeramein acara malam jumat kalian kan? Tapi sumpah, begitu saya datang, you two look like a couple of MAHO! Makan satu tikar berdua, samping-sampingan, dua-duanya cowok lagi! Untungnya saya segera menengahi.
Thanks buat undangannya walaupun saya datang bagai jelangkung *datang tak dijemput, pulang tak diantar*
Saya sadar banget tadi ketika jam hp menunjukkan pukul 9. Nggak mau pulang :( walaupun anginnya bikin nggak betah. You know why? Saya betah banget ngobrolnya, walaupun yg diobrolin ya cuma TONG KOSONG dan karena tong kosong inilah saya (sengaja) lupa waktu. Ahaha.
But, I had to go home. Makasih ya satu setengah jam yang cukup membahagiakan saya T.T
Yesss, akhirnya saya nongkrong juga, ya Allah *keterlaluan nih desperate-nya anak nggak pernah nongkrong ahaha*

10.30 sampai rumah dan si bokap enggak mau jawab pas saya ajakin ngomong. OH! Ternyata udah merem ding :D

Nb. Samson lupa diri sampai-sampai menghabiskan 6 koyor di sini :P dan Bob, teh anget saya jangan dihitung utang loh yaaa

WE WILL NOT GROW OLD

You and me will be lying side by side
Forever, forever
Underneath this adolescent sky
Together, together
And you will hold my heart inside your hand
And you'll be the one to tell me

Oh we've got a long, long way to go
To get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old

You made me swear that our hearts will never die
No never, no never
'Cause no one seems to believe that we can fly
Forget them, forget them
Oh..you told me

Oh we've got a long, long way to go
To get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old (x2)

Oh how could we know that day, it came with age
That oh, the feeling would fade...

Oh we've got a long, long way to go
To get there
We'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old (x2)

We will not grow old...




Ini salah satu lagu favorit saya di albumnya Lenka. Check it out! It's the easy-listening one.

Anyway, waktu judul lagu ini saya buat status facebook, temen saya si Milly left comment : lu pikir lu vampir??

(_ _)""

Selasa, 20 Juli 2010

Sepetik Balada Anak RW

Yeah, tahun ini si bapak jadi Ketua RW di kampung setelah mengumpulkan dukungan sms terbanyak dari seluruh masyarakat Indonesia. Entah ini berita menyenangkan atau malah jadi sebaliknya.

Lucunya begini, suatu malam aku nganterin Yuko (nama sebenarnya) pulang les ke rumahnya yang berada di penjuru Kota Solo yang lain. Ini percakapan kita, aku dan Yuko, dalam bahasa Jawa, mohon maaf enggak ditranslate dalam bahasa Indonesia biar tidak mengurangi orisinilitasnya.

Aku : Mamahmu endi? Aku meh pamit.

Yuko : Rasah pamit. Mbokku renek og. Lagi neng kelurahan.

Aku : Weh, bapakku yo lagi enek acara neng kelurahan i. Ngopo mbokmu?

Yuko : Tak andani ya, mbokku i kepilih dadi ketua RW.

Aku : Heh! Bapakku iyo len.

Berpandang-pandangan *musik horor mengalun merdu*

Both of us : Apa?!! Nggapleki! Jangan bercanda! Kamu bohong kan?? Ini nggak mungkin terjadi! Maumu apa sih? Kenapa bisa begini? Mhuahahaha bodoh!

Ini suatu kebetulan yang jarang terjadi kan? Aku dan Yuko sudah sahabatan sejak kelas dua SMA dan sekarang umur kita... ehm ya katakan saja 17 tahun lebih dikit. Boleh dikatakan kita ini sahabatan sekaligus kriminal yang sama-sama punya pikiran bodoh kalau ketemu satu sama lain. Dan kenapa mesti kebetulan ini yang mesti terjadi ha? Bapak aku dan mamahnya dia sama-sama terpilih pada pilkaRW periode ini. Sumpah, membayangkannya saja pun nggak pernah. Dan waktu terjadi, kita sepakat menganggap ini kebetulan bodoh semata.

Dan kehidupan sebagai anak RW pun dimulai. Rumah jadi laris manis kebanjiran tamu dari warga 3 RT yang pengen mendapatkan tanda tangan sang Ketua RW. Gila, bokap gue berasa jadi artis dadakan. Padahal yang ditandatangani juga selembar kertas berjudul Surat Pengantar! Pas awal-awal dulu, yang sering terjadi adalah banyak orang datang ketika si bapak belum pulang kerja.

Tamu : Ini rumahnya Pak RW? Pak RWnya ada, Mbak? Mau minta tanda tangan nih.

Aku : Oo, bapak belum pulang. Ini suratnya ditinggal dulu aja Mas/Mbak. Nanti sore diambil lagi. Atau besok pagi, tapi kalau pagi sebelum jam setengah 7 ya.

Kenapa sebelum setengah 7? Karena pas jam itu bonyok belum cabut dari rumah. Dan setelah jam itu, si penghuni rumah yang tersisa alias saya sendiri biasanya menghabiskan waktu paginya dengan molor *maklum di umur segini lagi bingung-bingungnya bedain siang dan malam*

Soalnya pernah kejadian begini. Kira-kira jam 8 pagi ada orang gedor-gedor pintu rumah sambil teriak-teriak ‘kulonuwun’ entah yang keberapa kalinya sampai membangunkan kebo betina yang lagi tidur ini. Sengaja nggak aku bukain pintunya biar yang di luar ngira emang lagi nggak ada orang di rumah. Tapi ternyata si unknown guest ini kekeuh gedor-gedor pintu. Akhirnya karena kasihan dan takut kalau pintu rumah roboh aku bangun dari kasur dan merapikan muka seadanya trus bukain pintu. Nggak peduli si tamu ngira ‘ih ini mbak-mbak parah banget, pasti lagi bangun tidur’, sumpah nggak peduli, eh anu, berusaha nggak peduli tepatnya *sambil nahan malu dengan muka bantal* dan...

Tamu : Pak RWnya ada, Mbak?

Aku : Bapak lagi kerja.

Tuh kaaan, si unknown guest ini akhirnya aku kasih tahu kalau jam segini si bapak lagi pergi kerja. Dia pun pulang dengan tangan hampa. Dan aku mangkel karena terbangun. Mangkel karena ini ini orang nggak tahu kalau jam segini tuh si bapak mesti kerja banting tulang buat menghidupi keluarga. Lebih mangkel lagi karena malu ketahuan anak gadis jam segini baru bangun tidur. Gimana jadinya kalau besok tiba-tiba ada gosip beredar di kampung dengan taglineAnak Gadis Ketua RW yang Baru Bukan Figur yang Pantas Ditiru” OH NO! Muka si bapak mau ditaruh di mana? Kalau muka saya sih ... terlanjur enggak punya muka ini *ketawa maksa*. Abis itu aku buru-buru mengetik sms ke nomer Yuko, ‘KO, PERANKU SEBAGAI GADIS RW SEPERTINYA SEDIKIT MEMBEBANIKU’. Send.

Sejak itu seharusnya aku bisa mengambil pelajaran, JAGALAH NAMA BAIK PAK RW dengan menyadari bahwa nggak baik seorang gadis menghabiskan waktu paginya dengan tidur. Tapi itu susah sekali sodara-sodari T.T karena lifestyle ini terlanjur melekat mendarah daging melawan norma, jadinya : bengi melek, awan merem! Any idea to solve it?


Ini poto papan penanda rumah Ketua RW, dan sudah berbulan-bulan teronggok tak berdaya sejak dipindahkan dari rumah Ketua RW yang lama.

“Pak, kenapa enggak dipasang?” tanyaku.

“Biar orang-orang dari RT sebelah bingung nyariin yang mana rumah Ketua RWnya,” jawab si bapak.

“Gue suka gaya loe, Pak!” gumamku sendu.

Senin, 19 Juli 2010

EPISODE 1

Aye! I'm in ...

Ini blog saya loooh ... *trus kenapa loooh*

Kenapa bikin blog? Gara-gara temen saya si purwo MANUSIA PSIKO FE bikin blog, jadi kepengin deh. Lha ternyata temen yg lain si milly, dewi, sugy juga udah bikin. Boleh dibilang ini aji mumpung *mumpung bikin blog masih gratis dan belum dikenakan pajak* tapi saya pikir mengungkapkan something that crossed over my mind by blogging kayaknya menarik. Apalagi buat mengisi waktu liburan yang kegiatannya geje berat ini.

Why rockstar? Why dada-rockstar.blogspot.com? Bukan bermaksud vulgar, bukan bermaksud dadanya rockstar ... Salah seorang temen memanggil saya dengan sebutan 'dada' *dirungokne kok kepiyeee ngono ya?* dan rockstar berarti saya ini mirip rockstar ... Ah enggaaak! Saya ini lebih mirip bapak saya daripada rockstar ... Hahe ini sih iseng. Enggak ada makna tertentu. Waktu bikin juga -cresss- kata rockstar terlintas begitu aja di benak saya. Ya dengan ini semoga kehidupan saya nantinya seperti rockstar. Ah RALAT! Rejekinya aja ntar yang kayak rockstar. Amin amin yaa robbal alamin ...

Let's do blogging :]